Upacara Peringatan Hari Amat Bakti Kementerian Agama RI ke-72

Upacara Peringatan Hari Amat Bakti Kementerian Agama RI ke-72

Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang menggelar upacara dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke-72 pada hari Rabu tanggal 3 Januari 2018. Upcara diiukuti oleh seluruh pegawai Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang. Upacara dipimpin langsung oleh Kepala Balai Prof. Dr. Koeswinarno, M.Hum. Selaku inspektur upacara, dalam amanatnya Koeswinarno membacakan sambuatan Menteri Agama sebagai berikut. 

 

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI

PADA UPACARA PERINGATAN HARi AMAL BAKTI KEMENTERIAN AGAMA RI KE-72

JAKARTA,RABU,3 JANUARl2018

 

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera untuk kita semua,

Saudara-saudara, keluarga besar Kementerian Agama yang berbahagia dan saya banggakan;

Hadirin peserta upacara yang terhormat,Hari ini, hari paling membanggakan bagi keluarga besar Kementerian Agama.  Pada 3 Januari 1946, Kementerian Agama resmi berdiri sebagai bagian dari perangkat bernegara dan berpemerintahan. Pada hari itu pula Indonesia mengukuhkan sebagai negara yang pertama kali memiliki kementerian di bidang agama.Kepada seluruh jajaran keluarga besar Kementerian Agama di mana pun saudara-saudara bertugas, saya ingin mengucapkan Selamat Hari Amal Bakti ke-72. Semoga pengabdian kita semua selalu mendapat ridla Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Saudara-saudara  yang  berbahagia, Kementerian  Agama  hadir   untuk   mengatur, membimbing,    melayani     serta     melindungi     semua pemeluk agama di dalam Negara Kesatuan  Republik Indonesia.  Pelaksanaan tugas  dan fungsi  Kementerian Agama  menyertai  denyut  nadi kebangsaan  kita.

Kementerian Agama  bertugas  sebagai  pengawal dasar  negara  yaitu  Pancasila  yang  di dalamnya mengandung   nilai-nilai    agama    dan    mencerminkan jatidiri    bangsa   Indonesia.    Sila   pertama,    Ketuhanan Yang Maha Esa adalah jantung  kebangsaan,  tempat bertemunya  semangat  beragama  dan  cinta  Tanah  Air. Sila   kedua,   Kemanusiaan  Yang   Adil   dan   Beradab berintikan  ajaran  universal  semua  agama  dalam menghargai jiwa, kehormatan, dan kehidupan  setiap manusia.   Sila  ketiga,   Persatuan   Indonesia   bermakna ikatan bangsa yang merajut keberagaman dan keberagamaan masyarakat  Indonesia. Sila keempat, Kerakyatan  yang  Dipimpin  oleh  Hikmat  Kebijaksanaan dalam  Permusyawaratan/Perwakilan mewujud  pada sistem   demokrasi    yang   khas   Indonesia.    Dan,    sila kelima,   yaitu   Keadilan   Sosial   Bagi   Seluruh   Rakyat Indonesia   diterjemahkan  dalam   kebijakan menggerakkan  segenap   surnberdaya  demi  perbaikan nasib    dan    peningkatan     kesejahteraan   masyarakat secara  merata.

Melihat   amat  pentingnya   tugas   itu,   maka  pada setiap  diri  aparatur  Kementerian Agama  melekat beberapa  misi  yang  saling  terkait.  Misi  itu antara  lain: mengayomi  bangsa  dengan  bimbingan  kehidupan beragama      yang     berkualitas,       melebarkan      akses pendidikan agama dan keagamaan yang bermutu, memberikan   pelayanan   keagamaan   sesuai  kebutuhan, serta menjaga  kerukunan  hidup antarumat  beragama.

 

Saudara-saudara sekalian,

Pada  masa  kekinian,   tugas  itu  semakin  berat tantangannya  karena  kita  menghadapi  zaman  yang cepat berubah. Kita berada dalam lingkup masyarakat lebih luas yang meliputi warga global hingga generasi digital.  Tuntutan  publik terhadap  kita  semakin  tinggi, terbuka, dan spontan. Diperlukan sikap yang tepat dan cerdas dalam meresponstuntutan masyarakatterhadap KementerianAgama.

Kita tidak  boleh  lagi  bekerja  dengan  kacamata kuda  yang  rrurum kepedulian  terhadap  sekitar. Dengarlah aspirasi dari berbagai arah agar kita dapat mencapai target  kinerja sekaligus memenuhi harapan publik. Kemudian, marilah kita latih kepekaan agar lebih memahami persoalan riil di masyarakatsehingga dapat menentukan prioritas kerja. Dalam bahasa agama, langkah ini dikenal dengan istilah taqdimul aham min al­ muhim, dahulukan yang terpenting daripada yang penting.

Saudara-saudara, kita semua bekerja untuk melayani rakyat dengan menggunakan sarana dan anggaran yang merupakan hak rakyat. Oleh karena itu, fokus  perhatian kita jangan  hanya sekedar  menyerap anggaran secara  maksimal setiap tahun.  Penyerapan anggaran harus diselaraskan dengan kepentingan dan kebutuhan  masyarakat  sehingga  manfaatnya  terasa optimal.  Di sisi lain, kita juga  harus giat berinovasi  agar lembaga  kita terasa  kekinian,  jangan  sampai  dianggap seperti    mesin    tua   yang    usang.    Karenanya,    saya berharap  tahun  ini semua  layanan  di pusat dan daerah sudah  dilakukan   secara  digital  dan  terintegrasi   dalam Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu {PTSP) sebagai implementasi  e-Government.

Kita  patut  bersyukur,   berbagai   upaya  perbaikan telah  membuahkan   hasil.  Mengiringi  usianya  yang  ke-72, Kementerian Agama sukses menorehkan sejumlah prestasi.      Di  bidang  tata  kelola,   mendapat   opini  hasil audit  BPK dengan  predikat  Wajar  Tanpa  Pengecualian {WTP)    dan    kenaikan      indeks    penilaian      reformasi birokrasi.   Di  bidang  pelayanan   haji,   indeks  kepuasan jemaah     haji    terus    meningkat.     lndeks     kerukunan beragama   berada   dalam   angka   posit if.   Begitu   pula dengan  pelayanan  nikah  di  KUA.  Juga  kenaikan  pada standar   mutu  pendidikan   agama   dan  keagamaan   di tingkat   dasar,   menengah   maupun   perguruan   tinggi. Selain  itu,  Kementerian  Agama  dinilai  sebagai penyumbang       PNBP      terbesar,      pelapor      LHKPN terbanyak   serta   beberapa   penghargaan    lainnya   dari Komisi  Pemberantasan  Korupsi {KPK). lni menunjukkan  bahwa kita telah mampu bertransformasi   melalui  sistem  yang  baik.   Namun,   hal ini harus  segera  diimbangi  dengan  perubahan  mental, cara  berpikir,  dan  budaya  kerja  yang  baik.  Lima  Nilai Budaya  Kerja tak boleh  sekadar  jadi  slogan,  tapi  harus terus terinternalisasi  dalam  setiap pelaksanaan  tugas  di masing-masing   satuan  kerja.  Selain  itu,   prinsip  Bersih dan Melayani harus senantiasadijunjung tinggi.

Saudara-saudara   sekalian,

Hari  Amal Bakti ke-72 KementerianAgama tahun 2018 mengambil tema:  "Tebarkan  Kedamaian". Terna ini         dipilih   karena  pada  hakikatnya  agama  beriungsi menyemai   kebaikan    dan     menebar    kedamaian. Kedamaian adalah pesan universal semua agama kepada umat manusia. Kedamaian akan membawa kebahagiaan.      Kedamaian    adalah     jalan     menuju kesejahteraan dan  kemajuan.  Kedamaian merupakan pintu maslahat bersama. Dan, hanya dengan hati yang damai,  sanubari  kita  bisa  merasakan  kasih  sayang Tuhan yang hakiki.

Karena itu, saya mengajak seluruh ASN Kementerian Agama dan semua komponen umat beragama di Tanah Air  agar bersama-sama menjadi Duta Penebar Kedamaian. Marilah kita buktikan bahwa agama sesungguhnya membawaangin kesejukan yang menenteramkan.  Dalam  damai  akan  tercipta  negeri yang tenteram dan sejahtera.

Pesan kedamaian ini makin terasa penting untuk digaungkan  agar  kita  tidak  terjerembab  dalam kubangan perseteruan dan jebakan permainan atas nama agama. Kalaulah belum sanggup mengatasi pertentangandengan seruan damai, setidaknya marilah mendamaikan diri sendiri dari  nafsu angkara murka, syak  wasangka,   tingkah   yang  pandir,   sifat-sifat   batil, ataupun tangan  yang jahil.

Sambil  menyampaikan salam  kedamaian,   izinkan saya  mengucapkan terima  kasih  kepada  semua  pihak, baik sesama aparat pemerintah pusat dan pemerintah daerah,  para  wakil  rakyat  di  parlemen,   majelis-majelis agama   dan  tokoh   agama,   pers  dan  media,   maupun seluruh    lapisan    masyarakat    umat   beragama,    atas segala dukungan dan kerjasama yang telah diberikan kepada  Kementerian Agama  selama  ini. Semoga dukungan    dan   kerja   sama   itu  semakin   efektif   dan produktif  di masa-masa  mendatang.

Saudara-saudara sekalian,

Akhirnya,  saya berpesan kepada seluruh jajaran Kementerian Agama,  marilah  memaknai  bekerja sebagai  ibadah,  bekerja melayani masyarakat  adalah sebuah   kehormatan. Mari  menjalankan pengabdian dengan  sikap  amanah  dan  keikhlasan,  dan  jangan sekali-kali mempermainkanjabatan. Sebagai hamba Tuhan dan aparatur negara, kita semua   menyadari   bahwa  panggilan  terbesar  tentu adalah panggilan Tuhan. Maka yakinilah bahwa panggilan tugas  melayani sesama,  melayani masyarakat sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab kita  masing-masing hakikatnya  adalah pengejawantahan dan  manifestasi  dari  panggilan Tuhan.

Sembari    menengadahkan   kedua  tangan  dengan penuh harap,   marilah kita memanjatkan   doa:

Ya    Tuhen, sungguh    kami    memohon    kepada­Mu keteguhan   dalam   segala   urusan,   ketetapan   hati, curahan kasih sayang serla limpahan ampunan.

“ Ya Tuhen, sungguh kami memohon rasa syukur akan nikmat­Mu dan sebaik­baik dalam beribadah kepada­ Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui /lagi Bijaksana.

 

Sekian dan terima kasih.

Selamat Hari Amal Bakti Kementerian Agama.

Semoga Allah  SWT,  Tuhan Yang  Maha Kuasa, memberi bimbingan, kekuatan dan perlindungan-Nya kepada kita semua.

 

Wabillahit taufiq walhidayah,

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

 

Jakarta,  3 Januari 2018

Menteri Agama RI

 

Lukman Hakim Saifuddin