Tidak Perlu hafal Doa-doa Haji
  • 2 April 2015
  • 1137x Dilihat
  • berita

Tidak Perlu hafal Doa-doa Haji

Bacaan-bacaan doa dalam ibadah haji, setahu saya, tidak ada yang diposisikan sebagai rukun. Mulai dari bacaan talbiyah, doa thawaf, doa sa’i, doa wuquf, mabit, melempar jumrah, semua adalah sunnah. Hal tersebut dikatakan Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA dalam kegiatan “Workshop Pengembangan Buku Panduan Manasik Haji di Jawa Tengah” di Balai Diklat Keagamaan Semarang, Senin-Kamis (30 Maret-02 April 2015). Ia menambahkan pemahaman ini penting, agar di dalam menentukan parameter kepuasan jamaah, tidak keliru menempatkan sesuatu rangkaian ibadah, secara tidak proporsional.

“Ada yang memang niat ibadah hajinya sudah dipersiapkan bertahun-tahun, meskipoun dia tidak hafal doa-doa rangkaian ibadah haji, karena memang tidak harus hafal. Tetapi dia habiskan waktunya selama di tanah suci, untuk berdoa, berdzikir, bertadarrus, bahkan khatam al-Qur’an berkali-kali,” Tandas Guru Besar Hukum Islam UIN Walisongo.

Rofik mengungkapkan perlu ada penambahan materi yang menjelaskan hikmah, tujuan, filosofi ibadah haji itu, demikian juga setiap rangkaian ibadah dari yang syarat, rukun, wajib, sunnah, dan bagaimana kaifiyat manasiknya manakala terdapat jamaah yang karena sesuatu hal berhalangan, sehingga hasil akhirnya terlaksana dengan sempurna, baik dalam kacamata fiqh, maupun tashawwufnya.

Dalam panduan yang ada sebenarnya, sudah ada. Namun terpisah. Boleh jadi, jamaah “lebih mementingkan” buku kecil yang dibaca, karena itu yang praktis dibutuhkan dan diamalkan. “Yang lebih penting, adalah kemabruran haji pasca ibadah haji itu sendiri, sebagai output dan outcome ibadah haji yang sesungguhnya,” lanjut Rofik.