Sinkronisasi Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama dan Keagamaan
  • 9 Januari 2020
  • 251x Dilihat
  • berita

Sinkronisasi Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama dan Keagamaan

Balai Litbang Agama Semarang pada hari kamis 9 Januari 2020 mendapatkan kunjungan dari Kemenag Kanwil D.I.Yogyakarta. Kunjungan ini dalam rangka diskusi dengan peneliti terkait tentang Sinkronisasi Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama dan Keagamaan. Adapun sebagai penyambut rombongan adalah Drs. H. Wahab, M.Pd. selaku perwakilan kepala Balai Litbang Agama Semarang dan juga sebagai peneliti utama bidang pendidikan agama dan keagamaan.

Adapun pimpinan rombongan dari D.I. Yogyakarta adalah Drs. H. Masrudin, M.Pd.I. selaku Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kementerian Agama D.I. Yogyakarta. Turut ikut pula diantaranya Kasi Bidang Pendidikan Agama Islam Pendidikan Menengah, Penyusun bahan Pembinaan, Pengelola Pedidikan, Pelaksana, Kasi Pendidikan Diniyah dan Al Qur’an, Kasi Sistem Informasi, Kasi Pondok Pesantren, Kasi Bidang Kurikulum, Pengolah data, dan Pengembang Sarpras Seksi Pondok Pesantren Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam , dan seluruh Peneliti Balai Litbang Agama Semarang Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan.

Acara yang berlangsung di aula besar Balai Litbang Agama Semarang mendiskusikan beberapa topik yang di antaranya yaitu Isu adanya pesantren yang berpaham radikal yang mana isu tersebut merupakan berita yang sudah lama, lalu ada Pengembangan pondok ramah anak , pengembangan kemandirian ekonomi terkait pondok pesantren,

“sudah kami sosialisasikan dengan Dinas Perlindungan Anak di kurang lebih 35 pondok pesantren di kota Yogyakarta,kita sosialisasikan AGAR orang tua santri /santriwati merasa aman bahwa anaknya baik-baik saja di pondok pesantren karena sempat ada kasus mencuat kekerasan anak di pondok dan viral di media sosial.” Ungkap  Abdu Naim, S. Ag.,Kasi Pondok Pesantren Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kementerian Agama DIY.

“Kami sudah berdiskusi dengan Dinas Pedidikan dan Kebudayaan bahwa PPM (Pengembang Pendidikan Madrasah) sedang mengembangkan 5 hari sekolah untuk madrasah, sebagian ada yang setuju dan sebagian ada yang tidak setuju, dan animo masyarakat Yogyakarta akan Madrasah sudah semakin meningkat akhir-akhir ini” ungkap Wahab.

Acara ditutup secara ceremonial dengan berfoto bersama.