Saatnya Santri Melek literasi Media
  • 3 Februari 2020
  • 294x Dilihat
  • berita

Saatnya Santri Melek literasi Media

Kehadiran literasi media di pondok pesantren banyak Mudharatnya, dibandingkan Mashlahat. Ini yang menjadi alasan pondok pesantren melarang santri membawa handphone. Lebih baik Dinas Pendidikan, Perpustaan dan Kementerian Agama memberikan buku-buku bacaan yang menunjang pelajaran di pondok pesantren.

Demikian disampaikan Ahmad Ziyaurrohman peserta dari Pondok Pesantren Ma’hadut Tholahah, Babakan, Kabupaten Tegal dalam “kegiatan Diseminasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Bidang Lektur Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi,” di Grand Dian Hotel Slawi, Kabupaten Tegal. Senin (3/1).

Menurut Masdar Helmy peserta dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten. Tegal, pondok pesantren membuka diri kehadiran terhadap kemajuan teknologi, jangan sampai santri tidak bisa mengoperasikan komputer. “Pernah terjadi di salah satu kegiatan peserta berasal dari santri, ketika santri disuruh untuk mengoperasikan komputer, gemetaran dan kebingungan,” tambah Helmy.

Lebih lanjut Helmy menuturkan, jika pondok pesantren tidak mengikuti kemajuan teknologi akan menjadi penghambat bagi siswa yang bermukim di pondok pesantren. “Dalam prakteknya setiap ujian sekolah mengunakan komputer, santri harus trampil dalam mengunakan komputer” ungkap Helmy.

Sementara itu, Abdul Apipudin peserta Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Tegal, menuturkan untuk mendukung gerakan literasi, perpustakaan daerah memiliki program ekstensi peminjaman buku berjangka bulanan, itu tergantung perjanjian kerjasamanya. “Jika pesantren dan sekolah berminat silakan kirim surat permohonan, pihak sekolah dan pesantren cuma menyediakan rak buku, nanti permintaan buku akan diantar. Selain itu juga akan diberi bimbingan atau pembinaan tentang pengelolaan perpustakaan yang baik” tambah Apipudin.

Samidi Kepala Balai Litbang Agama Semarang mengatakan masuknya media sosial di pondok pesantren menjadi problem tersendiri. Problem ini dapat dicarikan solusinya, semisal pesantren menyediakan ruang khusus bagi santri dalam selancar di dunia maya. Namun ada kontrol dari pengurus pesantren. Bisa juga bekerjasama vendor penyedia jasa internet untuk memblokir situs-situs yang kurang mendukung perkembangan pendidikan pesantren.

Diseminasi yang merupakan penyampaian hasil penelitian tentang Literasi Keagamaan di Pondok Pesantren dimana penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2018, diikuti oleh Kementerian Agama Kabupaten Tegal, Pondok Pesantren Ma’hadut Tholahah Babakan Tegal, Dinas Pendidikan dan Kabudayaan Kabupaten Tegal, serta Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Tegal. Sebagai narasumber adalah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tegal dan Kepala Balai Litbang Agama Semarang.