PUBLISH OR PERISH BAGI PENELITI
  • 25 April 2015
  • 317x Dilihat
  • berita

PUBLISH OR PERISH BAGI PENELITI

Peneliti sudah seharusnya punya semboyan publish or perish, menerbitkan karya atau mati saja! Demikian diungkapkan oleh Dani Muhtada, Ph.D. pada acara RDK Persiapan Penyusunan Bunga Rampai Balai Litbang Agama Semarang, 25 April 2015 lalu. Menurut dosen Universitas Negeri Semarang (UNNES) ini, peneliti tentu memiliki hasil-hasil penelitian dan karya itu harus diterbitkan agar dibaca banyak orang. Publikasi karya ilmiah seorang peneliti dapat berupa artikel jurnal, buku, ataupun bunga rampai. “Menulis bunga rampai bukan pekerjaan mudah,” kata dosen Fakultas Hukum Unnes ini.

Ia menyitir pendapat Mark Doty, seorang editor, “The Hardest job in publishing is editing and anthology!” Bunga rampai bukan sekedar mengumpulkan tulisan, tetapi menyusun tulisan-tulisan dalam suatu kerangka struktur yang utuh. “Bunga rampai juga adalah sebuah buku. Di dalamnya harus satu ide, satu gaya, satu kesatuan. Kalau buku biasa ditulis satu orang sudah jelas gampang, tetapi bunga rampai berasal dari banyak tulisan dan mungkin dari banyak penulis. Ini membutuhkan kerja keras untuk menyatukannya,” ungkap Dani Muhtada.