Problematika Pendidikan Multikultural
  • 19 Januari 2015
  • 1054x Dilihat
  • berita

Problematika Pendidikan Multikultural

Peran pendidikan agama multikultural di sekolah adalah menciptakan persamaanpendidikan bagi semua siswa yang berbeda-beda. Model Pendidikan ini menawarkan pendekatan dialogis untuk menanamkan kesetaraan dan kesederajatan. Selain itu mengajarkan siswa untuk melepas prasangka atau stereotip mengenai agama orang lain.

Hal tersebut dikatakan Drs. Mulyani Mudis Taruna, M.Pd., peneliti Pendidikan Agama dan Keagamaan Balai Litbang Agama Semarang (Blas) dalam kegiatan “Pembahasan Instrumen Pengumpulan Data penelitian Pendidikan Agama Berbasis Multikultural Pada SMA di Propinsi Bali”, Senin (19/01/2015) di aula pertemuan lantai III Balai Litbang Agama Semarang.

“Banyak faktor penentu keberhasilan model pendidikan multikultural. Di antaranya pemahaman guru dalam menyusun kurikulum pendidikan agama berbasis multikultural, culture atau budaya sekolah dalam pengimplementasian pendidikan agama berbasis multikultural,” ungkap Mudis. Faktor penentu lainnya adalah persepsi siswa terhadap pendidikan agama berbasis multikultural dan faktor pendukung serta penghambat dalam implementasi pendidikan agama berbasis multikultural.

Mudis menambahkan, aspek kunci implementasi pendidikan multikultural di sekolah adalah tidak adanya kebijakan yang menghambat sikap toleransi.