Pentingnya koordinasi antar Lembaga dalam pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah
  • 29 September 2020
  • 727x Dilihat
  • berita

Pentingnya koordinasi antar Lembaga dalam pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah

(Tegal, 29 September 2020) Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang atau lebih dikenal dengan BLA Semarang melalui bidang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan kembali menggelar Uji Validasi Model Pengembangan Pola Koordinasi Lembaga Pengelola Zakat, Infak, dan Sedekah.

Acara yang diadakan di ruang Nakula Primebiz Hotel Kota Tegal ini bertujuan untuk memperoleh hasil final dari buku model pengembangan yang akan diterbitkan tahun 2020 ini. Kegiatan ini dimulai pukul 08.00 WIB diawali sesi pidato pembukaan oleh Kepala Balai Litbang Agama Semarang, Dr. Samidi, M.S.I.

Dalam Sambutannya, Kepala Balai Litbang Agama Semarang mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh peserta dan narasumber yang hadir.

Sesi pemaparan materi pertama disampaikan oleh Kepala Balai Litbang Agama, dengan moderator Arnis Rachmadhani,S.S.,M.S.I.  Dalam pemaparannya Samidi mengungkapkan bahwa uji validasi ini bertujuan untuk mendapatkan masukan berupa saran dan kritik dari peserta dengan harapan memperoleh hasil yang terbaik. “Kegiatan mengenai ZIS ini adalah pengembangan dari kegiatan penelitian bidang bimas agama di tahun 2018. Buku modul ini rencananya akan diterbitkan di tahun 2020. Maka dari itu dilaksanakanlah uji validasi untuk mendapatkan saran atau masukan dari Bapak Ibu peserta. Kegiatan uji validasi ini sudah dilaksanakan dua kali sebelumnya di Karanganyar dan Yogyakarta. Uji validasi di Kota Tegal ini adalah yang ketiga dan terakhir sebelum diterbitkan”, Ungkap Samidi.

Samidi juga menyampaikan masalah yang dihadapi serta solusi permasalahan tersebut. “Permasalahan yang kami hadapi yaitu rendahnya koordinasi UPZ, rendahnya peran Kementerian Agama dalam fungsi pembinaan dan pengawasan, kemudian kurangnya minat dan simpati masyarakat untuk membayar ZIS. Sedangkan permasalahan dari organisasi yaitu transparansi dan akuntabilitas UPZ untuk mendapatkan kepercayaan dan simpati masyarakat” Lanjut Samidi.

“Beberapa solusi yaitu manajemen training, membangun sinergi, memperluas jaringan UPZ, peningkatan efektivitas program pendayagunaan, peningkatan transparansi dan akuntabilitas, kemudahan layanan, sosialisasi dan edukasi, dan lain lain. Perlu adanya sertifikasi amil untuk peningkatan kompetensi SDM amil”, Tambah Samidi.

Turut hadir pula selaku narasumber lain Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kemenag Kota Tegal, H. Agus Seri,S. Ag. Kegiatan ini dihadiri peserta dari perwakilan Kemenag Kota Tegal, Pengurus Masjid Agung Kota Tegal, Perwakilan BMH Kota Brebes, LazisNU dan Lazismu Kota Tegal. Memasuki akhir acara yaitu sidang pleno tentang masukan serta saran dan kritik dari peserta kepada model pengembangan bimas dimana peserta dibagi menjadi 4 kelompok untuk mengulas tiap bab buku modul pengembangan bimas. Setelah selesai,acara secara resmi ditutup Pukul 17.00 WIB dan peserta bisa melanjutkan kegiatan masing-masing. (Ry*)