Pelatihan Penulisan Artikel Jurnal Terindeks Scopus
  • 12 Desember 2019
  • 257x Dilihat
  • berita

Pelatihan Penulisan Artikel Jurnal Terindeks Scopus

Banyak tulisan ditolak di scopus karena penulis melakukan plagiat. Terkadang si penulis artikel sendiri tidak tahu kalau sudah melakukan plagiat. Maka penulis terlebih dahulu memahami  template atau gaya selingkung, agar tulisan bisa dimuat di jurnal nasional atau internasional.

Demikian disampaikan Prof. Dr. Irwan Abdullah dalam Kegiatan Bimbingan Teknis Penulisan Artikel Jurnal Internasional Bereputasi (Scopus) di Wisma Bukit Barisan Yogyakarta, 10 s.d 13 Desember 2019. Ia menambahkan, kebanyakan beberapa penulis melakukan penulisan hanya sesuai dengan keinginan masing-masing tanpa memahami template, “Artikel yang baik adalah yang sesuai template walaupun secara substansi masih diperlukan perbaikan,” ungkap Irwan.

“Bagi scopus cukup mudah mengecek tulisan itu, plagiat atau original, cukup memasukan tulisan ke serch angine secara online, dalam hitungan detik akan ketahuan”, ujar Irwan  Abdullah Guru Besar Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Lebih lanjut Prof. Dr. Irwan Abdullah mengatakan bahwa jangan pernah mengutip bibliografi tulisan yang tidak bisa ditemukan secara online. Minimal, daftar rujukan yang diambil sudah terdaftar di google scholar. “Mengutip apapun jangan sampai bersumber dari kebohongan,” tegas Irwan Abdullah.

“Sebelum melakukan penulisan sebaiknya kita melakukan studi literatur alasan agar tidak terjadi plagiat, jika tulisan kita ada kemiripan, sebaiknya lakukan uji subtansi, agar terhindar plagiat,” papar Irwan.

Menurut Irwan Abdullah, tulisan artikel selain judul memuat abstrak dan kata kunci. Artikel yang baik memiliki susunan pendahuluan, literatur revire, methods, result, discussion dan conclussion dan bahan yang menjadi rujukan bacaan, mudah ditemukan di mesin search. seperti lewat scpopus, websciencedirect atau yang lainnya.

Dr. Samidi selaku Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang, mengatakan kegiatan ini bertujuan mendorong dan meningkatkan jumlah publikasi riset para peneliti ke jurnal Internasionl. “Hasil kajian penelitian diolah untuk siap submit ke Jurnal yang terindeks scopus,” tambah Samidi (oz)