Model Profesionalisme Kinerja Guru Madrasah Aliyah
  • 8 September 2017
  • 122x Dilihat
  • berita

Model Profesionalisme Kinerja Guru Madrasah Aliyah

Cuaca yang sejuk lebih cinderung dingin, serta ditambah tiupan angin sepoi-sepoi menemani kegiatan Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang di Hotel Zam-zam, Kota Batu, Jawa Timur. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 5 hingga 8 September 2017. Mengundang peserta dari berbagai Madrasah Aliyah, perwakilan dari Kemenag dan menghadirkan narasumber serta praktisi yang sangat paham kegiatan workshop kali ini.

Dinginnya suasana pegunungan kota Batu sore itu dihangatkan sambutan kepala Balai Litbang Agama Semarang Prof. Koeswinarno sekaligus mengawali pembukaan acara secara resmi. Disambut antusias oleh sekitar 40 orang peserta workshop.

Di dalam sambutannya Bapak Kepala Balai, menghimbau agar dalam menjadi guru untuk tidak sekadar mengajar mata pelajaran pada umumnya. Di satu sisi harus bisa memberikan tuntunan budi pekerti yang baik, sikap santun yang dapat di teladani. Sekaligus mempunyai wawasan yang luas dalam berbagai aspek, ini akan meningkatkan kualitas cara mengajar yang membuat peserta didik paham suatu mata pelajaran tapi dengan pendekatan yang beraneka ragam.

Proses pembelajaran yang konvensional merupakan salah satu faktor penghambat dalam tingkat kualitas pendidikan. Metode yang digunakan “gitu-gitu aja” sangat kurang cocok dengan era sekarang. Salah satu yang harus diupayakan adalaha penguasaan TIK (Teknologi Informasi Komunikasi). Siswa-siswa sekarang sudah sangat mahir dalam menggunakan teknologi, smartphone misalnya. Gadget yang terhubung internet seolah membuka gerbang pengetahuan secara sangat lebar. Oleh karena itu sudah saatnya edukasi yang diberikan harus banyak memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi agar meningkatkan motivasi dan kemampuan belajar siswa.

Agar nantinya workshop ini bermafaat baik untuk instansi atau masyarakat, juga menambah keilmuan kita semua. Harapannya untuk 3 hari kedepan kita selalu bersemangat berdiskusi dan bertukar pikiran menyumbangkan ide dan gagasan, bahkan untuk hari-hari setelah ini dapat memberikan semangat dalam meningkatkan kapasitas kita sebagai pengajar maupun ilmu yang berkualitas untuk anak didik kita.