Memahami Dimensi Radikalisme
  • 21 Januari 2016
  • 412x Dilihat
  • berita

Memahami Dimensi Radikalisme

Semarang (21 Januari 2016). Gerakan radikalisme mempunyai 2 dimensi penting.Pertama,  kekerasan dan kedua, usaha aktif melakukan perubahan didalam masyarakat secara radikal, yang tidak selalu menggunakan kekerasan. Dalam perspektif kelompok pertama, mereka menerima kekerasan sebagai cara yang sah untuk mengubah sebuah sistem yang ada.

Hal itu disampaikan Prof. Noorhaidi Hasan, S,Ag., MA., M. Phil., PhD., Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, dalam kegiatan diskusi dengan topik “Memahami Radikalisme Keagamaan”, di Aula Lt.3 Kantor Balai Litbang Agama Semarang, Rabu (20/1).

Menurut Noorhaidi, ideologi radikal dari perspektif ideasional berakar dari idelogi salafi yang mengalami proses evolusi menuju visi jihadisme total. Sedangkan, ideologi radikalisme Islamis sendiri berpusat pada tiga hal: tauhid dan jahiliyahisme, al-wala wal bara, dan takfir.

“Radikalisme tidak secara otomatis berhubungan dengan terorisme, tetapi radikalisme merupakan prakonsidi terjadinya terorisme.” jelas Noorhaidi.

Noorhaidi menambahkan, matrik Islamisme terdiri atas: MilitancyRadicalism, Extremism dan Terrorism. Dalam dimensi lain matrik Islamisme dipengaruhi oleh power relationsideology dan identity politics.

“Penelitian tentang radikalisme di Indonesia biasanya tidak pernah mengungkap dimensi-dimensi lain terkait dengan gerakan radikal. Kelemahan penelitian kita memahami radikalisme hanya terbatas pada fenomena domestik dan masih sering bertumpu pada ideologi gerakan semata. Sementara diluar sana, penelitian tentang radikalisme telah berkembang dengan menerapkan matrik yang lebih kompleks”, ungkap Noorhaidi.