Jaringan Lima Tokoh Agama Yogyakarta dan Bali
  • 28 Oktober 2016
  • 217x Dilihat
  • berita

Jaringan Lima Tokoh Agama Yogyakarta dan Bali

Kiai pesantren memiliki andil yang besar dalam mengembangkan sistem pendidikan di Indonesia. Karena kiai menerapkan pendidikan moral antara kiai dan santri serta masyarakat. Oleh sebab itu sikap hidup dalam masyarakat mengacu pada nilai-nilai moral yang terkandung dalam pada Alquran dan as Sunnah.

Demikian disampaikan Musltolehudin peneliti lektur khazanah keagamaan Balai Litbang Agama Semarang (Blas) di Hotel Laras Asri Resort & Spa Salatiga, Rabu-Jumat, 26-28 Oktober 2016. Ia menambahkan ulama bagian dari umat yang memegang peran yang sangat penting dan strategis dalam pembentukan masyarakat.

“Kiai dapat dikatakan sebagai role model yang memiliki kelebihan keilmuan, secara normatif kiai merupakan penegak aqidah, syariah dan moral, sekaligus memiliki otoritas dan kecakapan yang dianggap melebihi kemampuan santri dan umat”, ungkap Musltolehudin.

Lebih lanjut Mustolehudin mengatakan penelitian ini memfokuskan pada tokoh agama Islam seperti K.H. Ali Maksum (Yogyakarta), K.H. Mujab Mahhalli (Yogyakarta), K.H. Irwan Masduqi (Yogyakarta), K.H. Raden Ahmad Al Hadi (Bali), dan K.H. Fathur Rahim (Bali). “Jika dirunut jaringan kelima kiai tersebut memiliki sanad yang bersambung, tambah Mustolehudin.

Sementara itu, narasumber Prof. Muslich Shabir mengatakan penelitian ini cukup menarik karena mengkaji tokoh agama yang memiliki karya tulis dan pemikiran pendidikan yang brilian. Namun penelitian ini perlu ditambahkan pengertian tentang pemikiran pendidikan secara epistemologi.

“Pemikiran menggunakan akal budi untuk memutuskan suatu masalah dengan mempertimbangkan segala sesuatu secara bijaksana. Jika terjadi masalah melihat gejala dan berusaha mencari solusinya”, ungkap Guru besar Fakultas Syariah UIN Walisongo Semarang.

Pihak peneliti memberikan rekomendasi kepada Kemenag dan Kemdikbud agar pemerintah mengapreseasi jasa para tokoh agama yang berkiprah di bidang pendidikan. Selain itu pemerintah perlu melakukan pendekatan kepada para ulama dalam upaya merumuskan gagasan-gagasan pendidikan agama damai yang berpijak pada maraji’ ulama.