HalalbiHalal Produk Indonesia
  • 6 Agustus 2014
  • 185x Dilihat
  • berita

HalalbiHalal Produk Indonesia

Balai Penelitian dan Pemgembangan Agama Semarang menyelenggarakan Halalbihalal di ruang lobby lantai 1, Rabu (6/8/2014). Kegiatan ini dihadiri seluruh pegawai dan mantan kepala balai beserta keluarga.

Samidi Khalim dalam ceramahnya mengatakan Halalbihalal merupakan tradisi masyarakat Indonesia,  acara seperti ini tak bisa kita jumpai di negara-negara lain. “Tradisi tahunan ini cukup unik karena masyarakat, lembaga pemerintah, non pemerintah melakukan kegiatan HalalbiHalal,” tambah Samidi.

“Tradisi halalbihalal pertama kali dirintis oleh Mangkunegara I, untuk menghemat waktu, setelah salat Idul Fitri melakukan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana,” ujarnya.

Lebih lanjut Dia menuturkan pasca kemerdekaan, sekitar tahun 1948 Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa. Para elit politik saling bertengkar, tidak mau duduk dalam satu forum. Sementara pemberontakan terjadi dimana-mana. Semisal DI/TII dan PKI Madiun. Melihat situasi yang mengkhawatirkan Soekarno memanggil KH. Wahab Chasbullah ke Istana Negara, untuk dimintai pendapatnya, lalu  ia memberi saran, agar Bung Karno menyelenggarakan Silaturrahmi, ternyata Bung Karno kurang puas atas jawaban Kyai Wahab, Soekarno meminta istilah yang lain.

“Para elit politik harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturrahmi nanti kita pakai istilah ‘halalbihalal,” jelasnya.

Pada saat Hari Raya Idul Fitri, Soekarno mengundang semua tokoh politik untuk datang ke Istana Negara untuk menghadiri silaturrahmi yang diberi judul ‘HalalbiHalal’ dan akhirnya mereka bisa duduk dalam satu meja, sebagai babak baru untuk menyusun kekuatan dan persatuan bangsa. “Sejak saat itulah, instansi-instansi pemerintah yang merupakan orang-orang Bung Karno menyelenggarakan HalalbiHalal yang kemudian diikuti juga oleh warga masyarakat secara luas,” tegas Samidi.

“Jadilah Halal bi Halal sebagai kegaitan rutin dan budaya Indonesia saat Hari Raya Idul Fitri seperti sekarang,” imbuhnya.