BLAS Angkat Hasil Penelitian dalam Bentuk Komik dan Animasi
  • 14 Oktober 2021
  • 188x Dilihat
  • berita

BLAS Angkat Hasil Penelitian dalam Bentuk Komik dan Animasi

(Malang, 14 Oktober 2021) Kegiatan Uji Validasi Penguatan Moderasi Beragama Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Melalui Media Komik dan Animasi Digital diselenggarakan di Atria Hotel Kota Malang pada 14 Oktober 2021. Hadir sebagai narasumber adalah Abdul Arif, S.Ag dan Farida Rachmawati, S.Ag dari Gold Pencil Semarang. Sedangkan peserta dalam kegiatan ini dari Kemenag Kota Malang, Kemenag Kab. Malang, Kemenag Kota Batu, Dinas Pendidikan Kab. Malang, BAPPEDA Kab. Malang, akademisi, dan masyarakat Ngadas Tengger.

Dalam kesempatan ini koordinator bidang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Joko Tri Haryanto mewakili Kepala Balai Litbang Agama Semarang mengatakan Balai Penelitian dan Pengembangan Agama memiliki peran yang sangat strategis, yaitu sebagai penyedia data hasil-hasil penelitian dan pengembangan. Hasil penelitian (riset) yang dilakukan menjadi landasan bagi penyusunan berbagai regulasi  di lingkungan Kementerian Agama.

Pengembangan ini merupakan hasil penelitian dilakukan oleh peneliti Balai Litbang Agama Semarang di masyakat Desa Ngadas Tengger yang kita angkat menjadi tema penguatan moderasi beragama dalam bentuk gambar dan animasi. Moderasi beragama saat ini sedang digalakkan oleh Kementerian Agama. Moderasi disini adalah yang berkaitan dengan sikap beragama bukan agamanya. Kita sebagai orang beragama harus bersikap dan berperilaku sebagai umat beragama yang moderat, toleransi, dan menghormati pemeluk agama lain. Konteks moderasi beragama meliputi 4 indikator, yaitu : 1). Wawasan kebangsaan, 2). Sikap toleransi,  3). Anti kekerasan, dan 4). Penghargaan pada budaya lokal.

Di Desa Ngadas Tengger tingkat kerukunannya sangat tinggi. Hal itu dapat kita lihat dalam pembangunan tempat ibadah. Semua warga ikut bergotong royong dalam pembangunan tempat ibadah walaupun berbeda agamanya. Di sini ada lahan tempat ibadah umat Islam merupakan sumbangan dari warga non Islam. Bahkan dalam penerimaan tamu di Desa Ngadas berbeda dengan tempat yang lain, kita tidak ditemui diruang tamu, namun langsung diajak di dapur untuk makan atau minum sambil ngobrol. Hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan dipilihnya penelitian di Desa Ngadas Tengger sebagai kegiatan pengembangan ini karena sikap toleransi dan moderasi beragamanya luar biasa; ujar Joko Tri Haryanto.

Diakhir sambutannya Joko Tri Haryanto mengharapkan kepada seluruh peserta untuk memberikan masukan, kritik, saran, dan koreksi dari buku yang sedang disusun agar bisa lebih baik.

Priyono