BLA Semarang Seminarkan Penelitian Pendidikan Vokasi pada MA Program Keterampilan
  • 19 November 2020
  • 192x Dilihat
  • berita

BLA Semarang Seminarkan Penelitian Pendidikan Vokasi pada MA Program Keterampilan

Balai Litbang Agama (BLA) Semarang menggelar kegiatan seminar hasil penelitian “Pendidikan Vokasi pada MA Program Keterampilan di Jawa Tengah” (17-18/11/2020). Kegiatan dilaksanakan di Hotel Lorin Solo, Karanganyar, melibatkan para kepala madrasah dan koordinator keterampilan dari MA penyelenggara program keterampilan, pelaku usaha atau industri, dan jajaran Kantor Kementerian Agama setempat.

Kepala BLA Semarang, Dr.Samidi, S.Ag., M.S.I., mengatakan, seminar ini merupakan diseminasi dari hasil penelitian terkait evaluasi pelaksanaan program keterampilan di MA. Kegiatan penelitian ini sempat tertunda di awal tahun karena adanya pandemi Covid-19. Mulanya penelitian direncanakan di Jawa Timur, tetapi karena perkembangan situasi pandemi yang semakin tidak menentu maka penelitian dilakukan di Jawa Tengah.

Samidi berharap, hasil penelitian ini bisa berkontribusi bagi penyelenggaraan program keterampilan di MA pada masa mendatang. Berbagai temuan penelitian dirumuskan menjadi rekomendasi untuk perbaikan program.

Ketua Tim Penelitian, Nugroho Eko Atmanto, M.S.I., menjelaskan bahwa penelitian dilakukan di 14 MA penyelenggara program keterampilan di Jawa Tengah. Yakni MAN Kendal, MAN 1 Kota Pekalongan, MAN 1 Tegal, MA Al-Hikmah 2 Brebes, MA Muhammadiyah Plompong Brebes, MAN 2 Banyumas, MAN 2 Banjarnegara, MAN Temanggung, MAN 1 Magelang, MAN 1 Surakarta, MAN 1 Karanganyar, MAN 2 Boyolali, MA Al-Irsyad Demak, dan MAN 2 Matholibul Huda Mlonggo Jepara.

Dalam kegiatan seminar ini Nugroho memaparkan temuan penelitian. Di antaranya, MA pada lokus penelitian menunjukkan kesiapan yang baik dalam penyelenggaraan program keterampilan. Meskipun masih banyak MA yang perlu memutakhirkan sarana dan prasarana.

Program keterampilan dilaksanakan sebagai bagian intrakulikuler dengan alokasi jam belajar 4-6 jam pelajaran. Banyak madrasah yang penyelenggaraannya kurang efektif karena keterbatasan guru.

Terkait dengan kualitas lulusan MA keterampilan, Nugroho mengatakan belum adanya sertifikasi keahlian. Sehingga kualitas lulusan bervariasi. Selain itu pengalokasian waktu magang sangat terbatasa, hanya sekitar 1 sampai 1,5 bulan yang menyebabkan pencapaian skill kurang maksimal.