BLA Semarang Seminarkan Isu-isu Aktual Pendidikan Keagamaan
  • 28 Oktober 2021
  • 202x Dilihat
  • berita

BLA Semarang Seminarkan Isu-isu Aktual Pendidikan Keagamaan

Balai Litbang Agama (BLA) Semarang menggelar seminar isu aktual pendidikan agama dan keagamaan di Hotel Pandanaran, Kamis 28 Oktober 2021. Kegiatan ini merupakan forum ilmiah menyeminarkan hasil-hasil penelitian isu akual bertema pendidikan yang dilakukan oleh Tim Peneliti Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan BLA Semarang.

Kegiatan ini dihadiri oleh para peserta yang merupakan perwakilan dari Kanwil Kemenag Provinsi Jateng, Kantor Kemenag Kota Semarang, pengawas madrasah, kepala madrasah, pondok pesantren dan sejumlah ormas. Setidaknya ada  judul penelitian yang diseminarkan, yaitu "Model Pendidikan Pesantren di Tengah Komunitas Hindu", "Pelaksanaan Program Mandatory Tahfidz di Madrasah di DIY", "Evaluasi Kurikulum Pendidikan Inklusi pada Madrasah di Jateng", dan "Model Pembinaan Sains di MAN  Kota Malang". Adapun narasumber yang hadir mengulas hasil-hasil penelitian tersebut adalah Dr. Dani Muhtada dan Dr. Iwan Junaedi dari Universitas Negeri Semarang.

Dani Muhtada mengapresiasi penelitian tentang pesantren di lingkungan Hindu dan penelitian mandatory tahfidz. Menurut Dani, pesantren Bali Bina Insani di Bali menarik karena mampu bertahan selama 30 tahun di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas beragama Hindu. Strategi bertahan yang dilakukan pesantren tersebut pun menarik, yakni merekrut empat puluh persen staff dari warga Hindu.

"Bagi orang-orang luar, pesantren Bali Bina Insani merupakan pesantren anti-mainstream. Apakah bisa pesantren semacam ini menjadi model untuk diterapkan di tempat lain? Islam dan moderasi beragama sudah terealisasi. BBI sudah menjadi prototype moderasi beragama," kata Dani.

Sementara itu, Iwan Junaidi menyoroti penelitian tentang pendidikan inklusi pada madrasah. Menurutnya pendidikan inklusi di madrasah merupakan wacana menarik. Sebab guru madrasah pada umumnya tidak berlatar belakang pendidikan Luar Biasa. Namun hal ini tidak menjadi masalah. Para guru dan tenaga kependidikan hanya perlu dilatih terkait pelaksanaan pendidikan inklusi di madrasah, khususnya mengenai tumbuh kembang anak dan terapis.

"ABK bukan merupakan kegagalan ciptaan dari Yang Maha Kuasa. Mereka butuh bersama dengan yang lain. Pendidikan Inklusi adalah layanan pendidikan yang mensyaratkan ABK belajar di sekolah terdekat bersama dengan anak-anak normal lain," kata Iwan.