Balai Litbang Agama Semarang Digitalkan Ratusan Halaman Naskah Kuno Keislaman di Karangasem Bali
  • 30 April 2019
  • 241x Dilihat
  • berita

Balai Litbang Agama Semarang Digitalkan Ratusan Halaman Naskah Kuno Keislaman di Karangasem Bali

Peneliti Balai Litbang Agama Semarang menemukan puluhan bundel naskah kuno keislaman di Bali, tepatnya di Kabupaten Karangasem. Semua naskah-naskah tersebut telah dialihmediakan atau didigitalkan dengan memfoto semua halaman naskah. Diperkirakan para peneliti telah mendigitalkan ratusan, bahkan bisa mencapai seribuan lebih halaman naskah kuno keislaman.

Tim peneliti yang terdiri dari Umi Masfiah, Moch Lukluil Maknun dan Agus Iswanto, serta dibantu oleh Gatot Trilaksono dan Putri Aziza melakukan inventarisasi dan digitalisasi terhadap naskah-naskah kuno keislaman di beberapa kampung Islam di Karangasem. Kampung-kampung tersebut adalah Saren Jawa, Kecicang Islam, Sindu, Ujung Pesisi, Dangin Sema dan Buitan. Kegiatan tersebut berlangsung selama lima belas hari.

Beberapa naskah yang ditemukan berisi berbagai macam teks di berbagai bidang keilmuan Islam, mulai dari tauhid, tasawuf, fikih hingga mushaf Alquran. Para peneliti juga menemukan beberapa naskah berisi teks Hikayat Mi’raj yang masih berlangsung hingga kini tradisi pembacaannya di beberapa kampung Islam. Biasanya tradisi tersebut dilakukan saat peringatan Isra Mi’raj. 

Selain itu, para peneliti juga menemukan beberapa naskah kuno di wilayah Kabupaten Klungkung, tepatnya di Desa Kampung Islam Kusamba dan Kampung Lebah. Di Desa Kampung Islam Kusamba, peneliti berhasil mendata dan mendigitalkan satu buah mushaf Alquran kuno dan satu buah naskah khutbah Jumat. Adapun di Kampung Lebah menemukan sebuah catatan tentang pemberian tanah sawah kepada komunitas Muslim dari Raja Gelgel Klungkung.

Menurut para peneliti, penelitian ini adalah langkah awal untuk melakukan penelitian terhadap semua warisan tertulis di Bali, baik dalam tradisi agama Hindu maupun Islam. Namun, kali ini para peneliti fokus terlebih dahulu kepada naskah-naskah dalam tradisi Islam. Selain itu, naskah-naskah dalam tradisi Hindu lebih relatif banyak yang sudah mengetahui keberadaannya, dan sebagian sudah terdata.    

Dengan dilakukan inventarisasi dan digitalisasi naskah-naskah kuno keislaman ini, diharapkan warisan tertulis komunitas Muslim masih tetap terjaga, selain dapat menjadi bukti sejarah tentang keberadaan Islam di Bali. Beberapa pemilik naskah yang dikunjungi pun merasa senang, dan sangat berharap dengan kegiatan ini, ke depan naskah-naskah tersebut dapat dikaji isinya sehingga dapat mencerminkan karakter Islam di Bali.

Selain itu, menurut salah seorang pemilik naskah, kegiatan digitalisasi ini penting sebagai bentuk penyelamatan warisan nenek moyang. Sebab, Bali, khususnya Kabupaten Karangasem adalah wilayah yang rawan bencana, baik erupsi Gunung Agung maupun gempa bumi. (Isw)