Sekolah Harus jadi Agen Multikultural
SEMARANG– Perbedaan agama, Budaya, dan etnik pada anak didik, harus disikapi bijaksana oleh guru. “Oleh karena itu guru dan sekolah harus bisa menjadi agen multikultural,” jelas Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Prof .H. Abdurrahman Mas’ud PhD, di Semarang, Kamis (7/5). Dia mengatakan hal itu dalam seminar basil penelitian bertajuk Implementasi pendidikan agama berbasis multikukural yang diselenggarakan Balai Penelitian dan Pengernbangan Agama Semarang, di Balai Diklat Keagamaan Semarang, Banyurnanik, Semarang.
Lebih lanjut rnenurut Mas’ud, inti dari perspektif wawasan multikultural itu adalah Bhineka Tunggal Ika, hal ini mengingat perbedaan agarna, budaya, etnik, atau jenis kelamin dan lainnya, yang dibawa siswa, jangan menjadi halangan dalam proses belajar mengajar, namun harus difasilitasi.