Penyelamatan Manuskrip Karya Ulama Nusantara
  • BLA Semarang
  • 7 Juli 2023
  • 84x Dilihat
  • berita

Penyelamatan Manuskrip Karya Ulama Nusantara

Upaya penyelamatan manuskrip keagamaan karya ulama nusantara menjadi hal yang urgent untuk dilakukan melalui konservasi naskah dari bentuk naskah fisik (kitab) ke bentuk digital. Konservasi naskah klasik melalui foto digital dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informatika, melalui komputer (laptop) dan kamera digital.

Demikian disampaikan Mustolehudin Peneliti BRIN dalam kegiatan Evaluasi Pasca pengumpulan Data Lapangan Inventarisasi dan Digitalisaasi Naskah Keagamaan di Jateng dan Jatim, di Hotel Pandanaran Semarang, Tanggal 6 s.d. 7 Juli 2023. Ia menambahkan Metode konservasi seperti ini memberikan beberapa keuntungan dan kelebihan dibandingkan dengan konservasi non digital (analog).

Langkah-langkah digitalisasi manuskrip karya ulama nusantara ini, tidak serta-merta petugas turun ke lapangan, akan tetapi perlu dilakukan identifikasi dan inventarisasi naskah keagamaan yang diperkirakan terdapat di suatu tempat kabupaten/kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. “Petugas digitalisasi berangkat ke kabupaten/kota sesuai tugas yang diberikan,” tutur Mustolehudin.

Lebih lanjut Mustolehudin mengukapkan, setelah naskah terkumpil lalu dilakukan Analisis data dengan mengidentifikasi manuskrip keagamaan Islam yang ditemukan dan mendigitalkan seluruh manuskrip yang ditemukan.

“Langkah-langkah identifikasi manuskrip dilakukan dengan langkah awal yaitu menginventarisasi manuskrip, kemudian mendeskripsikan karakteristik masing-masing manuskrip,” tutur Mustolehudin.

Sementara Itu, Moch Lukluil Maknun mengatakan setelah kita melakukan dokumentasi dan digitalisasi di lapangan, perlu dicek hasil klasifikasi karya naskah yang dikumpulkan dari 8 lokasi penelitian baik oleh peneliti masing-masing ataupun bersama-sama.

Terkadang ada peneliti yang sendirian di mana peneliti sibuk mengurus foto naskah tapi kekurangan waktu mendeskripsikan naskah. “Kalau bisa diidentifikasi kekurangannya maka ini bisa kita bahas untuk menyelesaikannya,” ungkap Ulil Peneliti Pusat Riset Manuskrip, Literatur dan Tradisi Lisan BRIN.