Balai Litbang Agama Semarang Gelar Webinar Hasil Penelitian
  • 9 Juni 2020
  • 485x Dilihat
  • berita

Balai Litbang Agama Semarang Gelar Webinar Hasil Penelitian

Balai Litbang Agama Semarang, Selasa (9/6/2020) menggelar webinar dengan judul “Pembelajaran online-offline di masa darurat Covid- 19 dan new normal pada madrasah/sekolah, problem strategi pembelajaran dan Literasi. Webinar dihadiri kepala Balai Litbang Agama, Dr. Samidi.

Narasumber dalam webinar, Umi Muzayanah,  peneliti bidang pendidikan agama Balai Litbang Agama dan Agus Iswanto, peneliti bidang lektur, khazanah keagamaan, dan manajemen organisasi. Keduanya berasal dari Balai Litbang Agama Semarang. Bertindak sebagai moderator, Siti Muawanah.

Penelitian ini mengulik praktik  PJJ yang dilakukan guru madrasah dan PAI selama pandemik Covid- 19. Responden sejumlah 17.661 guru madrasah/PAI yang tersebar di Jateng, Jatim, DIY, dan Bali. Survei dilakukan secara online, mulai 13 s.d 30 April 2020, menggunakan teknik nonprobability sampling. Instrumen penelitian dalam bentuk google form yang disebar kepada guru madrasah dan guru PAI.

Menurut Umi Muzayanah, pandemik Covid- 19 berdampak pada semua aspek kehidupan. Kebijakan yang diambil pemerintah selama masa pandemi di bidang pendidikan, salah satunya adalah penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh (PJJ).  

Terkait kesiapan guru dalam PJJ diperoleh data, 16.384 guru menyatakan siap, sedangkan sisanya, 1.277 menyatakan tidak siap. Menyangkut media yang digunakan guru madrasah dalam PJJ adalah Watsapp (38%), google form (12.59%), video call (8,81%) dan sisanya menggunakan media lain seperti e-learning madrasah(6.31%) dan zoom meeting, dan google calssroom.

Demikian pula untuk guru PAI, media WA masih faforit untuk mmedia pembelajaran selama PJJ, yakni 36.16%, disusul google classroom (13.64%), google form (11.10%), dan video call (9.74%), dan sisanya menggunakan media yang lain.

Sedangkan asal materi pembelajaran yang dilakukan guru adalah, hasil dari membuat sendiri (44,42%), mendownload dari internet (33.17%), kolaborasi dengan orang lain (19,37%), dan dibuatkan orang lain (3.04%). Lainnya: google form, membaca dan membuat soal, buku siswa, LKS, penugasan mandiri, Portifolio, penugasan via WA, menghafal, dan kuis.

Rekomendasi yang ditawarkan adalah, Ditjen Pendis perlu menyusun regulasi tentang alternatif PJJ yang tidak hanya mengandalkan jaringan internet dan meningkatkan diklat TIK PJJ untuk guru madrasah dan PAI. Selain itu, Ditjen Pendis dan Pusdiklat Teknis Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI perlu peningkatan sosialisasi aplikasi e-Learning Madrasah kepada guru madrasah dan perlu membuat aplikasi pembelajaran (e-learning) bagi guru PAI

Sementara itu, Agus Iswanto, lebih menyoroti dari perspektif literasi. Katanya, pembelajaran daring literasi digital merupakan kemampuan menggunakan perangkat digital untuk pembelajaran online. Literasi informasi menekankan pada kemampuan mencari, mengevaluasi, dan menggunakan informasi.

Katanya, Whatsapp dan Google form menjadi aplikasi terbanyak yang digunakan oleh guru, sementara aplikasi-aplikasi lain jarang digunakan. Itupun format pembelajaran biasanya pengiriman materi melalui whatshapp atau share link google form melalui whatsapp. Padahal ada aplikasi-aplikasi belajar lain yang bisa digunakan, dan mungkin dapat lebih membuat siswa tertarik dan senang belajar.

Karena itu, tambahnya, perkuat kompetensi SDM untuk melakukan pembelajaran “hybrid” yang mampu mengembangkan multiliterasi, multikompetensi, dan karakter (Diklat). perkuat kompetensi SDM terkait teknologi digital untuk meningkatkan literasi digital (Diklat), dan penyediaan dan pemerataan infrastruktur pembelajaran jarak jauh luring dan daring.

Pengawas Kemenag Kota Semarang, Amhal Kaefahmi yang mengikuti webinar dari kantor setempat mengatakan, hasil penilitian yang dipaparkan dalam webinar ini sangat bermanfaat untuk mendukung data dalam pelaksanaan pengawasan. (Amhal Kaefahmi/bd)